Ketika
sinar kehidupan mengeluarkan kita dari kematiannya
Yang terdalam, tanpa sadar
kemarau tempat kita berpijak
Menangis, anginpun bergetar
menyambut suaramu
Mengapa kau sembunyikan
imanmu. Sehabis berkata, tiba-
Tiba pucuk puncak lidah udara
membelah mengungkung
Susuri ratusan kilometer kereta
kemanusiaan
Yang tlah berlumpur dari
kemiskinan ruang
Dan ketakutan yang bersembunyi
di tubuh
Seperti mendung tengah berarak
mendekati kegelapan
Tinggal satu detik! mari kita
jemput desah-desah nafas
Kebebasan yang memanggil rindu.
Kataku
Saat itu guguran air-mata
mengejar sisa-sisa perjalanan
PUISI, SAJAK, SONETA
Yang kita tinggalkan, kemudian
gelisah oleh sisa waktu
PUISI, SAJAK, SONETA
Mengusik paruh keagungan budaya
PUISI, SAJAK, SONETA
PUISI, SAJAK, SONETA
E.M. Yogiswara (1966)
PUISI, SAJAK, SONETA
No comments:
Post a Comment