Hei! Jangan kau
patahkan kuntum bunga itu
\Ia sedang mengembang;
bergoyang dahan-dahannya yang tua
Yang telah mengenal
baik, kau tahu,
Segala perubahan cuaca.
Bayangkan: Akar-akar
yang sabar menyusup dan menjalar
Hujanpun turun setiap
bumi hampir hangus terbakar
Dan mekarlah bunga itu
pelahan-lahan
Dengan gaib, dari
rahim Alam.
Jangan; saksikan saja
dengan teliti
Bagaimana
Matahari memulasnya warna-warni, sambil diam-diam
Membunuhnya dengan hati-hati sekali
Dalam Kasih sayang,
dalam rindu dendam Alam;
Lihat: Iapun terkulai
pelahan-lahan
Dengan indah sekali,
tanpa satu keluhan
Sapardi Djoko Damono
( 1940 )
PUISI, SONETA, SAJAK
No comments:
Post a Comment