Entah sejak kapan kita
suka gugup
Di antara frasa-frasa
pongah
Di kain rentang yang
berlubang-lubang
Sepanjang jalan raya itu; kita berhimpitan
Di antara kata-kata
kasar yang desak-mendesak
Di kain rentang yang
ditiup angin,
Yang diikat di antara
batang pohon
Dan tiang listrik itu;
kita tergencet di sela-sela
Huruf-huruf kaku yang
tindih-menindih
Di kain rentang yang berjuntai
di perempatan jalan
Yang tanpa lampu lalu-lintas itu. Telah sejak
lama
Rupanya kita suka
membayangkan diri kita
Menjelma kain rentang
koyak-moyak itu, sebisanya
Bertahan terhadap
hujan, angin, panas, dan dingin
Sapardi Djoko Damono
( 1940 )
PUISI, SONETA, SAJAK
No comments:
Post a Comment