Ibu membelah makanan dengan
pahat cahaya
Lahirlah samudra di mata tuanya
Mengapungkan harapan yang telah
cerai-berai
Saat bulan padam dan kapal
pecah oleh badai
Ibu mengapur langit dalam kesenyapan
Dipakunya kalender tua itu di
sana
Lantas nama-nama dilekatkan di
setiap angka
Terpatah-patah aku membaca
dalam bahasa purba
Dan namaMu-kah setia
mendengarnya?
Di balik malam ibu mengunyah
dendam dengan doa
Aku dipaksa menguburnya di
samudera cinta
Diterangi cahaya yang dilepas
sayap bintang
PUISI, SAJAK, SONETA
Seperti ibu, aku tenggelam
dalam tangisan
PUISI, SAJAK, SONETA
Untuk terus mengagungkan namaMu
PUISI, SAJAK, SONETA
PUISI, SAJAK, SONETA
Wowok Hesti Prabowo
(1963)
PUISI, SAJAK, SONETA
No comments:
Post a Comment