Akhir
ramadhan membakar sepanjang
Thamrin. Panas tak tertahan sejak
siang
Mercon, meriam bambu dan bunga
api
Menggelegar dari gedung dan
jembatan tinggi
PUISI, SONETA
Menggulingkan menakutkan jatuh ke
bawah sedan
Dan beca. Polisi bagaikan tonggak menunggu-nunggu
Dan beca. Polisi bagaikan tonggak menunggu-nunggu
PUISI, SONETA
Siapa yang luka, melontar dan
putus tangan
PUISI, SONETA
Inilah agaknya kejang penghabisan
jalan rohani
PUISI, SONETA
Berminggu-minggu di taman Ilahi.
Nafsu dikekang
PUISI, SONETA
Rajin mengaji, doa dan sembahyang
malam hari
PUISI, SONETA
Apakah semua ini bukan pelambang?
PUISI, SONETA
Bertahun-tahun berjuang menumbuh
cita sejauh bintang
PUISI, SONETA
Lalu timpa menimpa jua.
Ledakan di sana sini!
PUISI, SONETA
PUISI, SONETA
Bahrum Rangkuti ( 1919 )
PUISI, SONETA
PUISI, SONETA
No comments:
Post a Comment