Itulah yang kukerjakan. Mengumpulkan gelas
Kembali. Sambil mengenangkan bahwa bibir
Lembut telah menyentuh tepinya. Kuhapus
dengan
Pelan-pelan sebagai meraba yang halus,
Takut ia terkejut. Ah,
jari-jariku terlalu
Kasar rasanya. Pelan-pelan
kudekatkan ke
Bibirku. Aneh! Gelas itu selalu
menghilang.
Bayang. Ia selalu menolakku.
PUISI, SONETA, SAJAK
Kapankah kauperkenankan aku duduk di meja.
PUISI, SONETA, SAJAK
Meninggalkan
gelas, lalu gadis penjaga mencium
PUISI, SONETA, SAJAK
PUISI, SONETA, SAJAK
Bekas gelasku? Aku malu dengan
pikiran ini
PUISI, SONETA, SAJAK
Sesungguhnya, tetapi biarlah.
Sebenarnya,
PUISI, SONETA, SAJAK
Hatiku tak sejelek ini. Engkau
tahu, pasti
PUISI, SONETA, SAJAK
Kuntowijoyo (1943)
PUISI, SONETA, SAJAK
No comments:
Post a Comment